Dahulu kala ada seorang lelaki miskin yang memiliki seorang anak laki - laki. Ketika hari raya tiba, ia tidak memiliki harta sedikitpun. Melihat anak - anak tetangga mengenakan pakaian baru sedangkan anaknya berpakaian lusuh, ia lalu menangis.
"Ayah, mengapa engaku menangis?" tanya anaknya.
"Aku menangisi nasibmu, nak. Aku melihat anak - anak tetangga mengenakan pakaian yang bagus, sedangkan pakaianmu compang - camping. Aku menyesal tidak dapat membahagiakanmu," jawab ayahnya.
"Ayah, janganlah menangis. Bagiku hari raya adalah hari ketika kedua orangtuaku ridha kepadaku. Pakaian dan makanan kurang penting bagiku."
Hikmah Di Balik Kisah
Lihatlah, anak kecil dalam kisah di atas mampu mensyukuri keadaannya. Baginya memiliki orang tua yang ridha kepadanya adalah kenikmatan yang tiada tara, itulah hari raya yang sebenarnya untuknya. Lalu bagaimanakah dengan kita, sudahkah kita mensyukuri keberadaan orang tua kita sebagai nikmat, ataukah sebaliknya ?
0 komentar:
Posting Komentar