Diceritakan bahwa Abu Ibrahim suatu hari berjalan - jalan di padang pasir dan tersesat tak bisa pulang. Pada saat itu ia menemukan sebuah kemah yang sangat lusuh. Ketika ia mendekat, ia melihat di dalam kemah itu ada seorang lelaki tua yang duduk di atas tanah dalam keadaan sangat tenang. Ternyata orang tua ini kedua tanganya buntung, matanya buta dan hidup sebatang kara. Ketika ia mendekat, ia melihat mulut orang tua itu tak henti berucap.
Tentu saja Abu Ibrahim merasa kaget. Bagaimana mungkin orang yang kedua tanganya buntung, matanya buta dan tinggal sebatang kara masih bisa merasa bersyukur karena mendapat kelebihan dari Allah SWT dibandingkan kebanyakan manusia. Maka, Abu Ibrahim pun bertanya mengapa dia bisa begitu bersyukur dan merasa mendapat kelebihan dibandingkan kebanyakan manusia.
Orang tua itu menjawab, "Bukankah aku memiliki akal sehat sehingga aku bisa memahami dan berpikir, sedangkan banyak orang yang gila dan tak bisa berpikir. Bukankah Allah memberiku pendengaran yang denganya aku bisa mendengar adzan, memahami ucapan dan mengetahui apa yang terjadi di sekelilingku, sedangkan banyak orang yang tuli.
Bukankah Allah memberiku lisan yang dengannya aku mampu berdzikir dan menjelaskan keinginanku, sedangkan banyak orang yang bisu. Dan bukankah Allah telah menjadikanku seorang muslim yang menyembahNya, mengharap pahalaNya, dan bersabar atas musibahku, sedangkan di luar sana banyak orang yang menyembah berhala padahal mereka juga sakit. Maka, segala puji bagi Allah yang melebihkanku di atas banyak manusia."
Hikmah Di Balik KisahJika kita mau merenung akan nikmat Allah yang ada pada diri kita dan membandingkanya dengan orang lain yang tidak memiliki nikmat tersebut, maka dengan segala kekurangan yang ada pada diri kita, kita akan selalu bersyukur kepada Allah, karena sesungguhnya nikmat Allah pada diri kita ini terlampau banyak dan tidak terhitung. Sayangnya, kita lebih suka melihat nikmat yang dimiliki oleh orang lain dan membandingkanya dengan diri kita yang tidak memiliki nikmat itu, sehingga seringkali kita terlempar dalam lautan kesedihan dan kemurungan karenanya. Bersyukurlah, maka kita akan bahagia saat ini juga.
0 komentar:
Posting Komentar