Menyajikan informasi tentang agama islam, rekaman MP3, dan video kajian islam.


      Untaian Mutiara      

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”(HR. Muslim no. 2963) ● Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah no. 2414) ● "Kebajikan yang paling ringan adalah,dengan menunjukkan raut wajah berseri-seri dan mengucapkan kata-kata yang lemah lembut." (Sayyidina Umar bin Khattab r.a)

Kamis, 30 April 2015

Luaskan Rumahku Yang Sempit

Di sebuah kota hiduplah seorang laki - laki bersama seorang istri dan tiga orang anaknya yang masih kecil - kecil di sebuah rumah yang luas. Suatu saat laki - laki itu merasa rumahnya semakin sempit. Dia pun bermaksud memperluas rumahnya tetapi enggan mengeluarkan uang untuk memperluasnya. Akhirnya ia menemui seorang cendekia yang bijak di kotanya tersebut. Ia pun meminta saran darinya bagaimana cara memperluas rumah tanpa mengeluarkan biaya.

Mendengar kisahnya, sang cendekia menyuruh laki - laki itu membeli sepasang ayam jantan dan betina kemudian meletakkan kandangnya di dalam rumah. Laki - laki itu merasa aneh dengan saran sang cendekia, akan tetapi tanpa berpikir panjang ia pun mengikuti sarannya. Dia pergi ke pasar dan membeli sepasang ayam jantan dan ayam betina.



Beberapa hari berikutnya dia datang kembali ke rumah sang cendekia dan mengeluhkan rumahnya semakin sempit dan bau karena ayam - ayam yang dibelinya. Mendengar cerita itu, sang cendekia hanya tersenyum dan menyuruhnya untuk membeli sepasang bebek dan meletakkan kandangnya di dalam rumah. Lelaki itu semakin heran dengan saranya, akan tetapi ia tetap menuruti nasehat sang cendekia.

Seminggu berlalu, datanglah ia ke rumah sang cendekia dan menceritakan bahwa rumahnya semakin semerawut semenjak kehadiran bebek - bebek itu. Sekali lagi sang cendekia menyuruhnya untuk membeli seekor kambing dan meletakkan kandangnya di dalam rumah.

Keesokan harinya laki - laki itu kembali datang ke rumah sang cendekia dan mengabarkan bahwa istrinya marah sepanjang hari, anak - anaknya menangis, hewan - hewan berkotek dan mengembik, ditambah hewan - hewan itu juga mengeluarkan bau tidak sedap. Sang cendekia hanya tersenyum mendengarkannya, kemudia ia memerintahkan lelaki itu untuk menjual hewan - hewan itu satu - persatu mulai dari ayam yang dijual terlebih dahulu, lalu bebek, kemudian yang terakhir adalah kambing.

Beberapa hari kemudian setelah menjual kambinya, lelaki itu datang menemui sang cendekia. Sang cendekia berkata kepadanya, "Kulihat wajahmu cerah, hai fulan, bagaimana kondisi rumahmu saat ini?"

"Alhamdulillah, tuan, sekarang rumahku terasa sangat lega karena ayam dan kandangnya sudah tidak ada. Kini istriku sudah tidak marah - marah lagi, anak - anakku juga sudah tidak rewel."

Dengan tersenyum sang cendekia berkata, "Nah lihatlah sekarang rumahmu sudah menjadi luas padahal kau tidak menambah bangunan apapun ataupun memperluas tanah bangunanmu. Sesungguhnya rumahmu itu cukup luas, tetapi hanya hatimu yang sempit, sehingga kau tidak melihat betapa luasnya rumahmu. Mulai sekarang kau harus lebih banyak bersyukur karena masih banyak orang yang rumahnya lebih sempit darimu. Sekarang pulanglah kamu dan aturlah rumah tanggamu serta banyak bersyukur atas rezeki yang Allah karuniakan kepadamu.

Hikmah Di Balik Kisah
Ketiadakmampuan kita untuk mersyukuri karunia dan pemberian Allah kepada kita, maka itulah yang membuat hidup menjadi serba kurang, serba tidak enak dan tidak nyaman. Sebenarnya selama ini keadaan tidak pernah mengecewakan kita, namun selama ini kitanya yang sering dikecewakan oleh harapan, keinginan dan angan - angan kita sendiri.
Luaskan hati, tata langkah dan coba mulailah perbaikandari dalam rumah yang sesungguhnya, disanahlah kita tinggal selama ini, jika ia lapang, maka kita akan damai merki berada di dalam gua sekalipun, tetapi jika hati kita sempit dan tidak memiliki kedamaian di hatinya, maka kita akan gelisah dan tidak kerasan merki berada di hotel berbintang atau bahkan di dalam sebuah istana yang megah sekalipun

Luaskan Rumahku Yang Sempit Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Abdul Aziz

0 komentar:

Posting Komentar