Kita tentu mengenal Pak Mario Teguh atau Tung Dasem Waringin, keduanya sosok motivator ulung yang kiprahnya dapat dilihat diberbagai media cetak atau tv. Tetapi motivator tidak hanya mampu meyakinkan orang untuk bangkit, tetapi dengan hanya diam dan menunjukkan lewat sebuah tindakan itu baru yang disebut motivator sejati. Tanpa perlu kata belece mampu menghipnotis orang yang melihat untuk bersemangat. Apa kaitannya dengan Riyadlul Jannah ?. Sosok yang satu ini begitu sangat khas di mata para jamaah yang melihat bagaimana cara beliau hadir di majelis. Kami dari tim multimedia Riyadlul Jannah, menemukan sebuah keunikan dari sosok tua atau kami sebut ‘mbah’ yang datang ke majelis dengan menaiki sepeda pancal. Untuk mengetahui keberadaan Beliau sangatlah sulit pada awalnya. Sampai kami pergunakan 2 cara, yaitu mengupload foto Beliau ke akun facebook Riyadlul Jannah di http://www.facebook.com/meruput.di.taman.syurga dan kami membuntuti Beliau sampai rumah.
Banyak sekali kesan positif dari jamaah, berkomentar trenyuh dan merasa termotivasi dengan gambar tersebut. ‘Biarlah gambar yang berbicara’, mungkin itu ungkapan yang cocok ketika kami mulai menyebarkan gambar tersebut kepada khalayak ramai di facebook. Terbukti sejak kami upload / unggah tercatat sudah ada 956 like dan 159 gambar tersebut telah di share. Tentu ini adalah rekor bagi kami selama mengelola facebook riyadlul jannah. Dari berbekal komentar dari seorang jamaah kami berhasil mendapatkan alamat awal sosok tersebut sampai suatu saat dari tim kami mengikuti beliau yang sedang mengayuh sepeda sampai ke gang rumahnya. Alhamdulillah dengan ridlo Allah, kami dipertemukan dengan sosok yang kami anggap motivator sejati. Kami memanggil Beliau , Bapak Agus.
Kami mengawali pertanyaan apa motivasi Beliau mengikuti Riyadlul Jannah walau dengan mengayuh sepeda tidak memandang jarak yang jauh.
Kulo seneng , begitu jawab Beliau dengan logat maduranya yang kental. Kata ‘senang’ seakan-akan sebuah jawaban yang mungkin ratusan dan ribuan kami dengar begitu bertanya kepada para jamaah alasannya untuk hadir majelis walau jauh sekalipun. Singkat menyingkap banyak makna didalamnya.
Beliau datang tidak hanya di kegiatan se malang raya, tetapi kegiatan Riyadlul Jannah di gresik hadir, di ajak tetangga naik mobil tentunya. Dan Alhamdulillah ternyata tetangga semuanya adalah jamaah aktif Riyadlul Jannah sehingga untuk kegiatan yang jauh keluar kota bisa berangkat rombongan tanpa perlu mengayuh sepeda.
Selanjutnya kami menanyakan apa pekerjaan beliau di umur yang sudah menginjak 86 tahun. Pekerjaan beliau sehari-hari, kerja serabutan, apapun yang diminta tetangga Beliau kerjakan. Bahkan sampai untuk kebutuhan makan sehari-hari beliau membeli nasi di warung. Dan perlu diketahui sampai saat ini beliau hidup sendiri.
Dengan bersemangat dan logat madura yang kental beliau meneruskan ceritanya, mulai tahun 1977, keluar dari Pondok Pesantren Asembagus, Sukorejo, asuhan KH As’ad lantas pindah ke malang, menempati rumah sekarang yang ternyata sisa tanah dari sebuah perumahan. Di bangun ala kadarnya sebagai tempat untuk berteduh dari panas dan hujan.
Dengan melihat umur yang sudah menginjak usia yang sudah sepuh dan tempat majelis yang jauh, ternyata Beliau merasa enjoy, alias tidak capek sama sekali, itu menurut pengakuan Beliau. Sama sekali tidak ada guratan capek atau kapok karena mengayuh sepeda jauh ke sumbermanjing sekalipun, tetapi yang ada dalam hati Beliau ialah perasaan senang seperti yang diutarakan diawal. Karena perasaan senang ini, Beliau sangat menikmati setiap kayuhan sepedanya, sehingga ketika ada jamaah yang lewat dan ingin membantu, Beliau tenang-tenang saja karena saking nikmatnya mengayuh sepeda dan di benak beberapa jamaah malah terkesan tidak ingin dibantu padahal semuanya karena perasaan senang belaka. Dan siapa tahu beliau menikmati setiap kayuhan sepeda ialah kayuhan shalawat. Siapa tau juga kan ?
Melihat sosok Beliau yang ‘fenomenal’ ini kami tim multimedia merasa ‘bertanggung jawab’ untuk segera mempertemukannya dengan khadim majelis. Karena ternyata selama ini Beliau tidak pernah bertemu langsung atau sowan sekalipun. Lagi-lagi alasan Beliau karena
sangat menikmati ketika duduk di belakang, bershalawat . Sehingga itu sudah cukup bagi Beliau memandang para ulama dari layar LCD. Tetapi kami tidak puas sampai disini, seminggu setelah wawancara, kami mengajak Beliau untuk bertemu dengan khadim langsung, Gus Rahim dan Habib Abdurrahman Baraqbah.
Beliau menasehati kami dengan singkat sebagai muslim utamanya sebagai seorang pemuda khususnya, jangan pernah menyakiti orang lain, berbuat baiklah kepada orang lain, para tetangga dan jangan suka mengeluh. Nasehat penuh makna dari seorang motivator sejati.
Penulis : M Syafii (Ketua Tim Multimedia Riyadlul Jannah)
Akun Facebook Beliau : M Syafii
0 komentar:
Posting Komentar