Menyajikan informasi tentang agama islam, rekaman MP3, dan video kajian islam.


      Untaian Mutiara      

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”(HR. Muslim no. 2963) ● Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah no. 2414) ● "Kebajikan yang paling ringan adalah,dengan menunjukkan raut wajah berseri-seri dan mengucapkan kata-kata yang lemah lembut." (Sayyidina Umar bin Khattab r.a)

Sabtu, 09 April 2016

Seratus Dinar Untuk Mengajarkan Al-Quran

Oleh Ustadz Novel Bin Muhammad Alaydrus
Pengasuh Majelis Ilmu Dan Dzikir AR-RAUDHAH, SOLO



Seorang sufi menyerahkan pendidikan Al-Quran anaknya kepada seorang guru. Ketika sang anak sudah dapat membaca Al-Quran dengan baik hingga surat Ar-Rahmân, sang ayah memberi guru tersebut uang sejumlah seratus dinar sebagai hadiah. Akan tetapi guru tersebut menolaknya dan menganggap pemberian itu terlampau banyak. Melihat sikapnya, sang sufi berkata, "Maaf, serahkan putraku kepadaku, aku tidak berkenan engkau mendidiknya lagi."

"Mengapa demikian?" tanya guru tersebut keheranan.

"Karena engkau tidak memuliakan Al-Quran. Engkau menganggap pemberianku sebesar seratus dinar terlampau banyak. Sebenarnya, seandainya kuberikan seluruh hartaku kepadamu sebagai hadiah atas jasamu mengajarkan Al-Quran kepadanya, maka semua itu masih sedikit," jawabnya.

Sufi tersebut kemudian menyerahkan pendidikan Al-Quran anaknya kepada guru yang lain. Dan guru yang menolak pemberiannya tersebut menyesali sikapnya. (dikutip dari Kalâm Habib 'Alî bin Muhammad Al-Habsyî manuskrip, Juz Akhir, hal.2)

Hikmah Di Balik Kisah

Generasi terdahulu sangat memperhatikan pendidikan Al-Quran anak-anak mereka. Jika salah seorang anak telah mengkhatamkan Al-Quran tiga puluh juz dengan baik di bawah bimbingan seorang guru, maka orang tuanya segera menyelenggarakan pesta khatmul Quran. Mereka mengundang para ulama, tokoh masyarakat, kerabat serta teman-teman terdekat, layaknya undangan pesta perkawinan. Lain halnya dengan umat Islam dewasa ini. Untuk pesta ulang tahun, mereka siap mengeluarkan dana yang tidak sedikit, akan tetapi, ketika anaknya mengkhatamkan Al-Quran, mereka tidak berbuat apa-apa.

Tidak sedikit orang tua yang melalaikan pendidikan Al-Quran anaknya. Sungguh suatu hal yang menyedihkan, demi mendapatkan nilai yang tinggi dalam berbagai mata pelajaran di sekolah, orang tua rela mengeluarkan jutaan rupiah. Akan tetapi, demi pendidikan Al-Quran, orang tua sering kali menganggap terlampau mahal. Terhadap penyanyi yang menghibur dalam sebuah acara perkawinan, tuan rumah rela membayar mahal, akan tetapi, terhadap Qâri yang melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dengan suara merdu, ia merasa keberatan untuk membayar mahal.

Sumber : Klik Disini

Seratus Dinar Untuk Mengajarkan Al-Quran Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Abdul Aziz

0 komentar:

Posting Komentar