Selamat malam, Assalamu'alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh, semoga senantiasa dalam lindungan Allah SWT
Kembali lagi kita membahas hakikat syukur bagian ke empat, langsung saja ke materi ....
***********************
Saat mengalami suatu kejadian yang tidak menyenangkan, cobalah untuk segera melihat kepada orang yang keadaanya lebih menderita daripada kita dan sadarilah bahwa sebenarnya kita bisa saja mengalami keadaan yang lebih buruk dari yang saat ini sedang kita alami. Cobalah untuk mengucapkan, "Alhamdulillah hanya terpeleset, bagaimana jika jatuh", "Alhamdulillah selamat, sedangkan banyak yang nyawanya tidak tertolong.", "Alhamdulillah hanya rugi sedikit, tidak sampai lima miliar". Dengan demikian kita tidak akan larut dalam kesedian dan kita akan tetap mampu bersyukur. Inti pelajaran yang dapat ditarik adalah semua yang telah terjadi harus disyukuri, karena tidak ada gunannya untuk disesali.
Agar dapat selalu melihat kepada keadaan orang lain yang berada di bawah kita, maka pusatkanlah perhatian kita kepada apa yang kita miliki dan jangan pernah memusatkan perhatian kepada apa yang belum atau tidak kita miliki bahkan milik orang lain. Jika kita telah memiliki sebuah rumah, kendaraan, pekerjaan tetap dan pasangan yang terbaik akan tetapi tetap masih merasa kurang, sebabnya adalah karena pikiran kita dipenuhi berbagai keinginan yang belum kita peroleh. Rumah sudah ada, akan tetapi kita terobsesi oleh rumah yang lebih besar dan indah, mobil mewah serta pekerjaan yang mendatangkan lebih banyak uang. Kita menginngikan ini dan itu. Bila tak mendapatkannya, kita terus memikirnkanya. Tetapi anehnya, walaupun sudah mendapatkannya, kita hanya menikmati kesenangan sesaat. Kita tetap tidak merasa puas, kita ingin yang lebih lagi. Jadi, betapapun banyaknya harta yang kita miliki, kita tidak pernah menjadi kaya dalam arti sesungguhnya.
Ada cerita menarik mengenai seorang kakek yang mengeluh karena tidak dapat membeli sepatu padahal sepatunya sudah lama rusak. Suatu sore si kakek melihat seorang yang tidak mempunyai kaki, tetapi tetap ceria. Saat itu juga si kakek berhenti mengeluh dan mulai bersyukur. Jika seseorang yang tidak memiliki kaki bisa ceria, mengapa aku yang memiliki kaki sempurna bersedih dan berkeluh kesah hanya karena belum memiliki sepatu baru ? Ingatlah kata pepatah
"Rumput di halaman tetangga memang sering kelihatan lebih hijau dibandingkan rumput di pekarangan sendiri."
0 komentar:
Posting Komentar