Kembali lagi kita membahas Hakikah Syukur untuk part yang terakhir yaitu part ke lima ...
Syukur dapat dilakukan dengan tiga hal, yaitu dengan hati, lisan dan anggota tubuh.
Pertama, syukur dengan hati, yaitu dengan mengakui dan menyadari bahwa seluruh nikmat yang diperoleh seorang hamba adalah dari Allah.
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
"Dan apa saja nikmat yang ada pada kalian adalah dari Allah." (QS. An - Nahl, 16:53)
Setiap kali memperoleh nikmat, ia mengakui sepenuh hati bahwa nikmat tersebut ia peroleh bukanlah karena kepintaran keahlian dan kerja kerasnya, akan tetapi karena anugerah dan pemberian Allah semata. Kesadaran (pengetahuan) semacam ini hanya dimiliki oleh seorang mukmin yang benar - benar mengesakan Allah Ta'ala.
Kedua, syukur lisan, yaitu dengan menyebut - nyebutkan nikmat Allah yang ia peroleh serta mengucapkan pujian kepada Allah dengan mengucapkan Alhamdulillah dan berbagai kalimat pujian lainnya, sebagai wujud rasa bahagia kepadaNya, bahagia dengan nikmat dan kemurahaanya. Allah mewayuhkan :
وَأَمَّا بِنِعْمَةِ رَبِّكَ فَحَدِّثْ
"Dan terhadap nikmat Tuhanmu, maka sebut - sebutlah." (QS. Adh - Dhuha, 93 : 11)
Ketiga, syukur dengan anggota tubuh, yaitu dengan melaksanakan ketaatan, dengan menggunakan semua nikmat Allah pada jalan yang diridhaiNya, bukan untuk bermaksiat kepadaNya. Allah mewahyuhkan :
اعْمَلُوا آلَ دَاوُدَ شُكْرًا
"Bekerjalah hai keluarga Dawud." (Qs. As - Saba, 34:13)
Sebagian dari kita memaknai rasa syukur dengan kebaikan dan kebahagiaan atas nikmat yang diperoleh, lalu bagaimana dengan musibah atau kesedihan yang menimpa kita, apakah kita harus mensyukurinya? Pada dasarnya rasa sedih, musibah, cobaan maupun kesulitan adalah juga pemberian dari Allah Yang Maha Kuasa yang patut kita syukuri.
Amirul Mukminin 'Umar bin Khattab ra berkata' "Tidaklah aku diuji dengan sebuah musibah melainkan di dalamnya kutemukan empat kenikmatan dari Allah, yaitu karena musibah tersebut tidak menimpa agamaku, tidak lebih besar dari yang tengah terjadi dan aku ridha dengan musibah itu serta aku dapat mengharapkan pahala darinya."
Sebagian dari kita memaknai rasa syukur dengan kebaikan dan kebahagiaan atas nikmat yang diperoleh, lalu bagaimana dengan musibah atau kesedihan yang menimpa kita, apakah kita harus mensyukurinya? Pada dasarnya rasa sedih, musibah, cobaan maupun kesulitan adalah juga pemberian dari Allah Yang Maha Kuasa yang patut kita syukuri.
Amirul Mukminin 'Umar bin Khattab ra berkata' "Tidaklah aku diuji dengan sebuah musibah melainkan di dalamnya kutemukan empat kenikmatan dari Allah, yaitu karena musibah tersebut tidak menimpa agamaku, tidak lebih besar dari yang tengah terjadi dan aku ridha dengan musibah itu serta aku dapat mengharapkan pahala darinya."
0 komentar:
Posting Komentar