Menyajikan informasi tentang agama islam, rekaman MP3, dan video kajian islam.


      Untaian Mutiara      

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”(HR. Muslim no. 2963) ● Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah no. 2414) ● "Kebajikan yang paling ringan adalah,dengan menunjukkan raut wajah berseri-seri dan mengucapkan kata-kata yang lemah lembut." (Sayyidina Umar bin Khattab r.a)

Rabu, 22 April 2015

Semua Hanya Titipan Allah

Suatu hari seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menggangur. Kondisi keuangan keluarganya porak - poranda. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang - barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya, sandang maupun pangan. Anak - anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah - marah karena tak dapat membeli barang - barang rumah tangga yang layak. Laki - laki itu sudah tak tahan dengan kondisi yang ia hadapi, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki - laki itu menyusuri jalan sepi, tiba - tiba kakinya terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.



"Uh, ternyata hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok - penyok," ujarnya kecewa.

Meskipun demikian ia membawa koin itu ke seorang kolektor uang kuno. Beruntung sekali, si kolektor menhargai koin itu seharga tiga ratus ribu. Ia begitu senang dan mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki tersebut.

Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sengan diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan toples. Setelah membeli lembaran kayu seharga 300 ribu, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan ia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang  dipanggul lelaki itu. Kayunya indah, warnanya bagus dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Ia menawarkan uang sejumlah satu juta kepada lelaki itu. Terlihat ragu - ragu di mata laki - laki itu, namun pengrajin itu menyakinkan dan dapat menwarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada sebuah lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukan kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawannya pulang.

Di tengah perjalanan di melewati sebuah perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu tengah mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Wanita itu berpikat dan menawar dengan harga dua juta. Wanita itu terpikat dan menawar dengan harga dua juta. Ketika lelaki itu nampak ragu -ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi dua setengah juta rupiah. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang. Di pintu desa di berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai dua juta setengah rupiah itu. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak - semak mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya dan berkata " Apa yang terjadi ? Engkau baik saja kan ? Apa yang diambil oleh perampok tadi?"

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, "Oh, bukan apa - apa. hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi".

memang, ada beragam cara menyikapi kehilangan. Semoga kita termasuk orang yang bijak menghadapi kehilangan dan sadar bahwa semua itu hanyalah TITIPAN ALLAH. Bila kita sadar kita tak pernah memiliki apa pun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan ? Sesungguhnya kemenangan hidup bukan pada tingkat keberhasilan mendapat banyak, tetapi ada pada kemampuan mensyukuri apa yang di dapat dan menyadari bahwa itu bukanlah miliknya.

Semua Hanya Titipan Allah Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Abdul Aziz

1 komentar:

  1. . suhbahallah ternyata memang bnar apa yg kita punya bukan milik kita

    BalasHapus