Menyajikan informasi tentang agama islam, rekaman MP3, dan video kajian islam.


      Untaian Mutiara      

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”(HR. Muslim no. 2963) ● Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah no. 2414) ● "Kebajikan yang paling ringan adalah,dengan menunjukkan raut wajah berseri-seri dan mengucapkan kata-kata yang lemah lembut." (Sayyidina Umar bin Khattab r.a)

Senin, 20 Juli 2015

Hidup Bahagia Dengan Ilmu Manfaat Pada Kajian Rutin Al - Hikam di RSI Unisma Malang

Ilmu itu ada dua, ilmu agama dan ilmu umum. Menimba ilmu agama hukumnya adalah wajib ain' artinya tidak boleh diwakili. Berbeda dengan ilmu umum yang lain, misalnya ilmu kedokteran, ketika sudah ada yang menjadi dokter maka tidak wajib bagi yang lain mencari ilmu untuk menjadi dokter, inilah yang disebut dengan fardhu kifayah.



Ilmu itu sesungguhnya adalah cahaya. Cahaya adalah kendaraan hati, dan cahaya pula yang akan menuntun hidup kita menuju kebahagiaan. Sehingga, karena tujuan hidup kita, yaitu untuk meraih ridha Allah, bermanfaat hidup kita untuk dunia sampai akhirat. Dengan bertambahnya ilmu seseorang, seharusnya bertambah pula manfaat dan kebahagiaan hidupnya.

Ada tiga hal penting berkaitan dengan ilmu. Pertama, hidup harus diatur dengan ilmu, bukan dengan uang, bukan pula dengan jabatan. Karena ilmulah yang akan menerangi hidup kita. Kedua, ilmu harus diamalkan. Ibarat sebuah pohon yang tidak berbuah, maka seperti itulah ilmu yang tidak diamalkan dan dipraktekkan. Ketiga, amal itu perlu rasa dan kepekaan hati (dzauq), berbahagia dan tenangkah hidup kita dengan ilmu yang diamalkan tersebut

Bahagia ada tiga macam. Bahagia di dunia. Bahagia di alam kubur dan bahagia di surga. Rasulullah SAW dan para aulia shalihin bahagia tidak hanya di dunia, tapi saat ini di alam kubur sesungguhnya mereka bahagia, meraka bagaikan hidup selamanya dengan curahan rahmat dan kasih sayang Allah. Semua kebahagiaan tersebut tidak akan dapat dicapai tanpa mengamalkan ilmu.

Dan diantara buah dari ilmu adalah menyenangkan hati orang lain, memudahkan urusan, dan mencukupi kebutuhan hidupnya, terutama bagi anak yatim piatu, fakir miskin dan para dhua'fa. Ilmu harus dipraktekkan sampai berhasil, dimana ukuran keberhasilannya adalah bermanfaat atau tidakkah hidup kita? Mampu atau tidak kita membahagiakan orang lain? Setelah hal itu tercapai, maka kita harus mencari ilmu yang lain untuk kemudian mengamalkan lagi.

Beragama Islam harus dengan ilmu, tidak hanya yang tertera di KTP. Islam adalah agama yang diturunkan melalui Rasulullah. Apa yang dilakukan oleh Rasulullah semuanya untuk memberi petunjuk kepada kita ummatnya. Maka, sangat keliru bila petunjuk Rasulullah tidak kita kerjakan, padahal petunjuk itu untuk kepentingan dan kebahagiaan kita sendiri. Oleh karena itu,

Petunjuk Allah kepada manusia pada dasarnya ada dua, pertama, petunjuk di awal, kedua, petunjuk di akhir. Agar hidup kita bahagia karena mendapat petunjuk dari Allah sejak awal sampai akhir, maka ada tiga macam ibadah yang harus dilakukan, yaitu. Pertama, beribadah dengan anggota badan, termasuk shalat, puasa, dzikrullah, membaca shalawat, ataupun menghadiri mejelis ilmu dan ta'lim.

Kedua, beribadah dengan harta benda, termasuk zakat, sedekah, dan berbagi untuk membantu kehidupan orang lain dan ketiga, beribadah dengan hati, termasuk diantaranya, sabar, syukur, menjaga agar tidak riya', dan juga tidak iri hati. Hal ini cukup sulit sehingga seperti yang disampaikan oleh seorang Wali Allah, ulama besar, Abu Yazid al Busthomi,

''Kalau seseorang belajar tanpa guru, maka gurunya adalah setan..''. Banyak orang tersesat, kecewa, dan tetap gelisah meski mengaku sudah mengaji, karena gurunya adalah buku, radio, dan televisi. Padahal mengaji adalah untuk menyelasaikan masalah, tempat bermohon dimana Allah akan mengurai kesulitan hidup

Bila seseorang mampu melakukan tiga macam ibadah tersebut, maka itulah yang dimaksud dengan keshalihan, itulah ciri orang shalih, yaitu orang yang berbahagia karena senantiasa diberi nikmat dan petunjuk jalan yang lurus.

Hidup hanya sekali di dunia, maka hiduplah dengan ilmu agar hidup kita bahagia.

Berdoalah selalu agar hidup kita dinaungi oleh ilmu yang bermanfaat, sehingga Rasulullah SAW selalu berdoa agar terhindar dari ilmu yang tidak bermanfaat.Ilmu yang tidak bermanfaat akan membuat orang lain sengsara dan menderita, berbeda dengan ilmu yang bermanfaat yang akan menjadikan hidup penuh dengan kebahagiaan.

Ciri ilmu yang bermanfaat ada dua, yaitu pertama, cintanya semakin bertambah kepada Allah SWT, Nabi, dan Akhirat, hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun.

Kedua, akan mengurangi kecintaanya pada dunia dan kesenangan di dalamnya.

(Masjid Raden Rahmat RSI Universitas Islam Malang, 6 Juni 2015 Bada' Sholat Dhuhur)
Disampaikan pada Kajian Rutin Al - Hikam di RSI Unisma Malang







Hidup Bahagia Dengan Ilmu Manfaat Pada Kajian Rutin Al - Hikam di RSI Unisma Malang Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Abdul Aziz

0 komentar:

Posting Komentar