Menyajikan informasi tentang agama islam, rekaman MP3, dan video kajian islam.


      Untaian Mutiara      

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”(HR. Muslim no. 2963) ● Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah no. 2414) ● "Kebajikan yang paling ringan adalah,dengan menunjukkan raut wajah berseri-seri dan mengucapkan kata-kata yang lemah lembut." (Sayyidina Umar bin Khattab r.a)

Kamis, 30 Juli 2015

Meredam Isu Beras Palsu

Warna - warni. Itulah masalah yang terjadi di negeri ini. Akhir - akhir ini masyarakat digegerkan dengan maraknya pemberitaan adanya beras dicampur bahan plastik. MasyaAllah, Kapolri Jenderal Badrotin Haiti menjelaskan, kasus tersebut berawal dari laporan salah seorang warga Bekasi, Dewi Septiani yang mengaku menemukan kejanggalan dari beras yang dibelinya. Pasalnya saat beras tersebut dimasak sang adik, terasa seperti basi dan setelah dimakan menyebabkan mual dan sakit perut, akhirnya diduga beras palsu.

Kontan saja, isu itu sempat meresahkan masyarakat. Maklum, beras kan makan pokok bangsa kita. Urusan beras bisa menjadi sangat penting. Pemberitaan menganai beras plastik yang marak di media membuat kekhawatiran masyarakat menjadi berlebihan. Ia mengatakan, masyarakat di daerah melaporkan dugaan penemuan beras plastik karena curiga beras yang dimasaknya memiliki ciri - ciri sebagaimana yang diberitakan oleh media.

Badrodin mencontohkan, di Sumatera Utara, ada pengaduan masyarakat mengenai dugaan beras plastik yang dikonsumsi keluarganya. Ia mengatakan, orang tersebut mengeluh anaknya yang sakit setelah memakan nasi yang dimasaknya. Ternyata, setelah dilakukan pemeriksaan medis anak tersebut menderita tifus.

Pemerintah melalui aparatur kepolisian menyatakan, hasil uji laboratorium kepolisian menyatakan, hasil laboratorium beras sintetis alias beras plastik yang ditemukan di Bekasi Negatif. Dari hasil pengujian, tidak ditemukan kandungan plastik dalam beras itu. Polemik penemuan beras plastik masih menyisahkan tanda tanya besar. Siapa pelaku dan motif serta, keuntungan mengedarkan beras berbahan zat bahaya tersebut. Ataupun kalaupun tidak benar - benar beredar seperti yang diklaim pemerintah, apa motif dan keuntungan yang ingin dicapai dengan menebarkan isu beras palsu ini.

Ahli kimia dari Universitas Indonesia, Asmuwahyu, mengatakan motif beredarnya beras plastik masih menjadi pertanyaan. Musababnya, bahan baku hingga biaya produksi untuk membuat beras tersebut lebih mahal dari produksi padi pada umumnya. Lha mong harga plastik olahan paling murah adalah Rp. 12.000 perkilogram. Sedangkan rata - rata beras harganya Rp. 7500 per kilogram. Kedua, mesin produksi untuk membuat plastik menyerupai beras adalah mesin canggih yang tak mungkin dimiliki oleh usaha kecil menengah.



Disampin isu beredarnya beras plastik, selama ini juga sudah banyak beredar berita tentang makanan atau minuman yang dipalsukan atau dicampuri bahat atau zat berbahaya. Ada formalin, boraks, pewarna pakaian dan sebagainya. Tentu tidaklah mudah untuk mendeteksi secara menyeluruh makanan dan minuman yang beredar di masyarakat.

Mari kita kembali ke ajaran agama. Bagi para pedangan atau pebisnis, ingatlah jangan demi maraup untung berlipat, lalu berbuat curang dan mengesamingkan kejujuran. Nabi Muhammad SAW memberi peringatan keras bagi pedagang yang tidak jujur. Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah SAW melewati setumpuk makanan, lalu Beliau memasukkan tanganya ke dalamnya, kemudian tangan Beliau menyentuh sesuatu yang basah, maka pun beliau bertanya : "Apa ini wahai pemilik makanan ?" sang pemiliknya menjawab, "Makanan tersebut terkena air hujan wahai Rasulullah." Beliau bersabda : "Mengapa engkau tidak meletakkan bagian yang basah ini di atas hingga manusia dapat melihatnya ? Siapa yang menipu maka ia bukan dariku." (HR. Muslim).

Nah, bagi kita masyarakan sebagai konsumen, kita boleh waspada, namun juga tidak boleh khawatir berlebihan.

Meredam Isu Beras Palsu Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Abdul Aziz

0 komentar:

Posting Komentar