Menyajikan informasi tentang agama islam, rekaman MP3, dan video kajian islam.


      Untaian Mutiara      

“Pandanglah orang yang berada di bawahmu (dalam masalah harta dan dunia) dan janganlah engkau pandang orang yang berada di atasmu. Dengan demikian, hal itu akan membuatmu tidak meremehkan nikmat Allah padamu.”(HR. Muslim no. 2963) ● Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham” (HR. Ibnu Majah no. 2414) ● "Kebajikan yang paling ringan adalah,dengan menunjukkan raut wajah berseri-seri dan mengucapkan kata-kata yang lemah lembut." (Sayyidina Umar bin Khattab r.a)

Sabtu, 25 Juli 2015

Tiga Sikap Manusia - Habib Abdurrahman bin Ali Mansyur Muhammad bin Salim Bin Hafidz

Pernah seorang sahabat dahulu, yaitu Abu Dzar atau Abu Hurairah kata beliau berangkat ke pasar mendapatkan orang - orang banyak berkumpul di pasar sedangkan di masjid sepi, maka beliau berteriak memanggil  dan menyerukan kepada orang - orang yang di pasar: "Kenapa kalian berteumpuk di sini sedangkan warisanya Nabi besar Muhammad SAW sedang dibagi - bagi di masjid". Mendengar kata warisan para orang - orang sahabat yang berkumpul di pasar mereka bubar dan berbondong - bondong datang ke dalam masjid. Ketika sampai di masjid apa yang mereka jumpai ? Ada sekelompong orang yang sedang membaca Al - Quran, ada sebagian lain sedang berdzikir, maka lalu sahabat - sahabat yang datang dari pasar tadi mendatangi Abu Dzar atau Abu Hurairah tadi dan mengatakan : "Kenapa kamu bilang ada warisan, mana. Kami tidak menjumpai sedikitpun warisan yang dibagi di masjid." Ditanya. "Kamu menjumpai apa di masjid ?". Saya menjumpai orang duduk berdzikir, orang duduk mengaji". Maka dikatakan oleh beliau : "Itulah warisannya Baginda Rasulullah SAW".



"Sesungguhnya para nabi itu tidak mewarisi uang dinar atau dirham tetapi mereka adalah mewariskan ilmu". "Apabila Allah menginginkan kebaikan kepada suatu hamba-Nya maka hamba-Nya tadi akan diberikan oleh Allah pemahaman di dalam agama. Al Imam Ali bin Abi Thalib RA pernah mengatakan: "Kebodohan itu ibarat apai yang akan membakar seseeorang, membakar agamanya seseorang dan yang bisa memadamkanya adalah ilmu. Dan ilmu ibarat air yang akan memadamkan api tersebut".

Dahulu di zaman Rasulullah SAW  ada 3 orang : Orang yang pertama melihat Rasulullah SAW duduk dengan para  sahabat - sahabatnya di suatu majelis. Orang yang pertama ini masuk dan dia mencari celah terus maju ke depan dan dia duduk di tempat yang kosong di bagian paling depan yang di dapatkan. Kemudian orang yang kedua dia melihat Rasulullah SAW duduk dengan para sahabat - sahabatnya di suatu majelis. Orang ini malu, lalu dia duduk di paling belakang atau di akhir daripada majelis tersebut. Dan orang yang ketiga melihat Rasulullah SAW duduk dengan para sahabat - sahabatnya di suatu majelis. Orang ini melihatnya lalu ia pergi dan berpaling meninggalkan Rasulullah SAW.

Lalu Nabi SAW mengatakan: "Maukah kalian aku tunjukkan tentang tida orang", kata Rasulullah SAW.

"Orang yang pertama dia datang, menghadap, menghampiri Allah SWT, maka Allah datang dan menghampiri menyambut orang tersebut". "Adapun orang yang kedua dia merasa malu kepada Allah SWT maka Allah juga malu kepada orang tersebut". "Dan yang ketiga dia berpaling dari Allah maka Allah berpaling daripada orang itu".

Pernah Sayyidil Habib Umar bin Hafidz menerangkan tentang hadist Baginda Rasulullah SAW ini : "Lihatlah majelis itu dihadiri oleh Rasulullah dan sahabat, tetapi Nabi mengatakan kepada orang yang pertama yang datang, ia bukan atau menghadap kepada Nabi bukan menghampiri Nabi tetapi datang kepada Allah SWT yang kedua merasa malu di majelisnya Nabi bukan malu kepada Nabi tapi hakikatnya malu kepada Allah. Dan yang ketiga yang berpaling daripada majelisnya Nabi hakikatnya dia berpaling daripada Allah SWT.

Bisa kita bayangkan bagaiman orang yang Allah SWT berbaling daripada orang tersebut. Makna yang kedua daripada orang yang malu tadi kata beliau : "Allah malu kepada orang tersebut artinya Allah tidak akan menyiksa orang itu". " Barang siapa berpaling daripada mengingat Allah SWT , berpaling daripada majelis - majelis dzikir yang baik seperti ini maka Allah SWT akan menggiriing orang tersebut akan  membangkitkan orang tersebut dalam keadaan buta kelak di hari kiamat". Karena itulah hendaklah kalian menjadi seperti disabdakan oleh Rasulullah SAW : "Jadilah kalian kalau bisa belajar mengambil ilmu jadilah orang yang alim. Kalau tidak bisa pertama menjadi orang yang  alim maka hendaklah jadilah orang yang muta'alim, berusaha untuk mengambil ilmu, berusaha untuk mencari ilmu semampunya berusaha belajar, atau kalau tidak maka hendaklah kalian menjadi orang yang ketiga yaitu mustami'an hendaklah hadir di majelis - majelis ilmu dengarkan nasehat - nasehat daripada para ulama, nasehat - nasehat daripada pewaris Rasulullah SAW, atau yang keempat paling tidak kalian menjadi seorang pecinta sengan kepada mereka, mencintai meraka tidak memusuhi mereka, jangan jadi orang yang kelima maka kalian akan celaka.

Habib Abdurrahman bin Ali Mansyur Muhammad bin Salim Bin Hafidz

Tiga Sikap Manusia - Habib Abdurrahman bin Ali Mansyur Muhammad bin Salim Bin Hafidz Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Abdul Aziz

0 komentar:

Posting Komentar