Makan berjamaah sangat dianjurkan oleh Rasulullah SAW. Oleh karena itu jika Rasulullah SAW memiliki makanan, beliau senang memakannya bersama para sahabat di majelisnya. Kadang ada yang menghadiahkan makanan kepada beliau disaat beliau sedang bersama para sahabatnya di majelis, maka Rasulullah SAW pun mengajak mereka menyantap makanan tersebut secara berjamaah (bersama - sama).
Samurah bin Jundub ra berkata, "Ketika kami sedang bersama Rasulullah SAW, seseorang menghadiahkan senampan bubur kepada beliau Rasulullah SAW. Maka Rasulullah SAW pun memakannya bersama semua orang yang hadir saat itu. Para sahabat menyantap bubur dalam satu nampan tersebut secara bergantian hingga tiba waktu shalat Dzuhur. Satu kelompok memakan bubur itu lalu mereka pergi dan kemudian kelompok yang lain menyantap makanan tersebut dan lalu mereka pun pergi. Demikian secara bergantian." Maka seseorang bertanya kepada Samurah bin Jundub, "Apakah beliau diberi bantuan makanan ?" Samurah menjawab, "Jangan heran, jika dari bumi tidak, bantuan datang dari langit."
Abdulllah bin Busrin ra berkata :
Rasulullah SAW memiliki nampan untuk makan yang beliau namakan Al - Gharra, yang karena begitu besar dan berat, dibutuhkan emapat orang laki - laki untuk mengangkatnya. Saat para sahabat telah berkumpul di waktu Dhuha dan setelah mereka melaksanakan shalat Dhuha, maka nampan tersebut dihidangkan kepada beliau Rasulullah SAW. Para sahabat lalu duduk mengelilingi nampan tersebut. Ketika jumlah para sahabat yang hadir telah semakin banyak, Rasulullah SAW pun duduk di atas kedua lututnya di hadapan nampan tersebut. Seorang badui yang menyaksikan hal ini bertanya kepada beliau, "Duhai Rasul, duduk apakah ini ?". Maka beliau Rasulullah SAW menjawab, "Sesungguhnya Allah telah menjadikannku seorang hamba yang santun, bukan hamba yang lalim dan keras kepala". Kemudian Rasulullah SAW berkata, Makanlah dari bagian tepinya dan berusahalah untuk tidak memulai makan dari bagian tengah nampan tersebut, maka makanan itu diberkahi.
Disadur dari bukunya beliau Al Habib Novel bin Muhammad Alaydrus - Sehari bersama Rasul Hal 64 - 66
0 komentar:
Posting Komentar